Senin, 23 Juni 2008

Analisi Laporan Keuangan

Akuntansi dilaksanaskan baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba. Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diharuskan oleh undang-undang. Namun demikina alas an utam mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi karena semakin rumitnya variable-variabel yang dihadapi para manajer walau didalam perusahaan kecil sekalipun. Keadaan ini mangakibatkan para manajer semakin tergantung pada proses akuntansi dimana transaksi-transaksi perusahaan diubah menjadi data statistik dan diringkas serta dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu system informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan modern dewasa ini.

Dalam masyarakat terdapat pula orang-orang atau pihak-pihak diluar pengelola perusahan yang juga membutuhkan informasi keuangan untuk menilai prestasi kerja manajemen dan menilai penyertaannya dalam perusahaan. Calon investor memerukan informasi keuangan untuk membandingkan berbagai kemungkinan penanaman modal. Kreditur (pemberi pinjaman) harus mepertimbangkan kemampuan keuangan permohon kredit.

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimilik oleh perusahaan.

Analisis laporan keuangan seringkali juga memasukan aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Jika analis hanya menganalisa item atau akun yang ada dalam laporan keuangan, maka analis kesulitan untuk menilai seberapa baik perusahaan beroperasi. Teknik analisi yang digunakan adalah analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk mengidentifikasikan, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yanitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dann rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Jika rasio ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, pemakai dapat melihat kecendrungan rasio keuangan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan, yang menunjukan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan perusahaan dangan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama. Perbandingan ini merupakan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relatif dan membantu mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri.

Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah :

  1. Rasio Neraca

  1. Likuiditas

  2. Solvabilitas

  1. Rasio Laba Rugi (Profitabilitas)

  2. Rasio Neraca Aktivitas


Komponen masing-masing jenis rasio adalah :

  1. Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mambayar kewajiban jangka pendek.

Rasio likuiditas meliputi

  1. Rasio lancar (current ratio) yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karen masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut,. Kasus yang paling nayata adalah pada sektor perbankan, di mana kalau nasabah secara besar-besaran mengambil dana dalam jangka pendek (rush), bank tersebut akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan.

Rumus :

Aktiva lancar

CR = ----------------------

Kewajiban lancar

Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar hutang jangka panjang, mambayar deviden, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian lebih.


  1. Quick test ratio (QTR), yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untu membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur persediaan dan pembayaran di muka serta aktiva yang kurang lancar dari penghitungan rasio. Penghilangan persediaan karena persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversikan menjadi kas, pembayaran dimuka kadang-kadang juga tidak bisa dikonversikan menjadi kas' Rumus :

Kas + Investasi jk pendek + piutang dagang bersih

QTR = ----------------------------------------------------

Kewajiban lancar

  1. Net Working Capital (NWC), atau modal kerja bersih. Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar. Rumus :

Aktiva lancar – Kewajiban lancar

NWC = -------------------------------------

Kewajiban lancar

  1. Defensive Interval Ratio, rasio ini digunakan untuk mengetahui keberlangsungan dari perusahaan dalam melakukan operasi tanpa adanya arus kas dari pihak eksternal. Rasio ini mengukur jangka waktu perusahaan bisa melanjutkan operasinya hanya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.Dengan melihat rasio defensive akan terlihat dalam jangka waktu berapa hari perusahaan mampu bertahan untuk membiayai operasinya dengan aktiva lancar yang dimiliki, tanpa arus kas dari pihak eksternal.

Rumus :

Defensive Asset

DIR = ---------------------------------------

Rata-rata pengeluaran operasi harian


Kas + Investasi jk pendek + piutang dagang bersih

DIR = -------------------------------------------------------------

(HPP + Biaya adm & penj + Biaya lain-lain – By. Depr)/365

Rule of trumb (pedoman) dalam menganalisa adalah currentr ratio antara 100% s.d 200%. Diatas 200% berarti banyak aktiva nganggur.


  1. Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan dilikuidasi. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas meliputi :

  1. Debt Asset Ratio (DAR), rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukan persentase aktiva perusahaan yang didukung dengan hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi penggurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukan peningkatan dari rasio pada kreditor berupa ketidakmamupan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden. Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu diperhatikan adalah stabilitas laba perusahaan.

Rumus :

Total Kewajiban

DAR = --------------------------

Total Aktiva

  1. Debt to Equity Ratio, rasio ini menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemeri pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Rumus :

Total Kewajiban

DER = ----------------------

Total Ekuitas


  1. Equity multiplier (EM), rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai beberapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya semakin baik, karena porsentase untuk pembayaran bunga semakin kecil.

Rumus :

Total Aktiva

EM = ------------------

Total Ekuitas


  1. Interest Coverage (IC),

EBIT

DAR = ---------------------

Biaya bunga


  1. Profitabilitas

Rasio profitabilitas meliputi :

  1. Gross Profit Margin (GMP)

(Penjualan bersih – HPP)

GPM = -----------------------------

Penjualan bersih

  1. Net Profit Margin (NPM)

Laba bersih

NPM = ---------------------

Penjualan bersih


  1. Return on Asset (ROA)

Laba bersih

ROA = -------------------

Total Aktiva


  1. Return on Equity(ROE)

Laba bersih

ROE = ---------------

Rata-rata Ekuitas

  1. Earning Per Share (EPS)

Laba bersih

EPS = ----------------------------

Jumlah saham yang beredar


  1. Payout Ratio(PR)

Deviden Kas

PR = ------------------------

Laba bersih



  1. Retention Ratio (RR)

Laba ditahan tahun berjalan

RR = -------------------------------

Laba bersih


  1. Productivity Ratio (PR)

Penjualan bersih

PR = -----------------------

Rata-rata aktiva


  1. Aktivitas

Rasio aktivitas terdiri dari :

  1. Receivable Trun Over (RTO)

Penjualan bersih

RTO = ------------------------------

Rata-rata piutang dagang


  1. Rata-rata penerimaan piutang (RPP)

365

RPP = --------------------------

Receivable Turn over


  1. Inventori Trun Over (ITO)

Harga Pokok Penjualan

ITO = ------------------------------------

Rata-rata Persediaan barang


  1. Lama persediaan mengendap (LPM)

365

LPM = -------------------------------

Inventori Trun Over


  1. Total Asset Turn Over (TATO)

Penjualan Bersih

TATO = --------------------------

Rata-rata Total Aktiva


  1. Analisis Investasi

Analisis investasi mengukur kemampuan proyek/investasi jangka panjang dapat mengembalikan kredit/modalnya. Analisis ini tidak bisa dilakukan dengan laporan keuangan satu atau dua tahun melainkan dengan proyeksi jangka panjang, misalnya 5 tahun (atau sepanjang umur proyek). Analisis yang digunakan perlu memperhatikan asumsi-asumsi investasi awal dan pendapatan dimasa mendatang. Ukuran yuang sering dilakukan adalah :

  1. Payback Period pengukuran ini umumnya tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, hanya waktu pengembalian investasi

  2. Net presen Value (NPV) membandingkan tingkat pengembalian dengan memperhatikan nilai waktu dari uang. Sehingga pendapatan tahun-tahun mendatang disesuaikan dulu dengan tingkat bunga tertentu sehingga menjadi nilai sekarang.

  3. Internal Rate of Return (IRR) mengukur pengembalian dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Namun berbeda dengan NPV, IRR mencari tingkat bunga dari present value sehingga aliran kas masuk nilai presen value-nya sema dengan investasinya.

Tidak ada komentar: